PressureNews’Pohuwato(Popayato)-Desa Torsiaje diNobatkan sebagai Desa Wisata Kabupaten Pohuwato yang dibuktikan dengan sebuah SK Wisata Oleh pemerintah sehingga tidak heran jika Desa itu banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai wilayah saat Momen hari Besar maupun hari Biasanya, sekalipun ditempat tersebut tidak melalukan kegiatan apapun dan hal itu yang membuat warga serta pemerintaj Desa merasa senang,tetapi dibalik itu harus menerima kenyataan Pahit atas Sampah dari hasil para pengunjung yang akan berdatangan,dan kini menjadi sebuah Sorotan oleh para pengunjung lainya seolah-olah terjadi pembiaran sampah oleh warga maupun pemerintah Desa tersebut.
Desa Torosiaje terdiri 4 Dusun yang terletak diatas air laut tepatnya dikecamatan Popayato kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo,dengan Jumlah penduduk cukup banyak.yang dipimpin oleh Uten Sairullah Selaku Kepala Termuda diwilayah Kabupaten Pohuwato.Rabu 26/04/2023
Salah seorang pengunjung saat dijumpai oleh awak Pressure News menjelaskan bahwa dirinya merasa kurang menikmati suasana keindahan wisata Desa Torsiaje terutama sampah yang berserakan diatas air,sementara perjalan menuju tempat itu bisa dikatakan 2 kali melakukan pembayaran,yang pertam Tiket.masuk berjumlah Rp.3000. Selanjutnya Rp.5000 tari perahu,belum termasuk parkiran kendraan yang dibayar secara terpisah.
” Dulu wisata itu bersih bahkan jalan yang terdiri dari lembaran papan itu bagus dileawati,tidak seperti sekarang,sudah ada beberapa titik jalan itu wajib diganti,agar kami para pengunjung terasa nyaman dan menikmati suasan keindahan tempat wisata ini.ungkap salah seorang Pengunjung.
Sementara itu,Uten Sairullah selaku kades Torosiaje, menyampaikan bahwa dirinya selaku representasi masyarakat Torosiaje, biasanya senang dengan banyaknya para pengunjung yang mengunjungi desa kami yang sudah memiliki SK wisata, tapi saat ini kami merasa miris.
“Artinya saat ini para pengunjung yang datang ke desa Torosiaje ini biasanya membuat warga masyarakat setempat dan pemerintah desa itu senang, tapi saat ini kami merasa miris desa yang sudah memiliki SK wisata tidak mendapatkan apa-apa artinya kami hanya dapat sampahnya”.
Lanjut kades,hasil penjualan karcis 3000 perorang sebagai biaya untuk masuk bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata tersebut terinformasi disetorkan keDaerah.
“Kemarin kami mencoba mencari informasi juga bahwa persoalan anggaran yang didapatkan dari hasil penjualan karcis ini langsung masuk ke daerah, apakah ini masuk ke dinas pariwisata atau kekas daerah”
Ditambahkan, saat ini pihaknya mengaku kecewa mendapatkan informasi dari dinas pariwisata pohuwato, bahwa desa Torosiaje tidak mendapatkan pembagian hasil dari penjualan karcis tersebut sementara kebersihan Desa menjadi Sorotan Publik.
“Jangan heran jika wisata ini jadi Sorotan sebab hingga hari ini kami tidak menerima sedikit persen dari pemerintah daerah yang akan masuk ke-desa, dan hal ini yang membuat kami merasa miris dan sedih karna kami ini hanya tumpuan, tidak menuai hasil apa yang didapatkan dari karcis” Tutup kades.
Dilain pihak,salah seorang aktivis muda yang sering disapa dengan sebutan Aril,menanggapi bahwa apakah Desa Torsiaje ini akan terus menerus hanya mendapatkan sampah dari hasil para pengunjung,jika benar uang tiket itu masuk keDaerah maka kiranya Dinas Lingkungan Hidup dan dinas parawisata jangan Tutup sebelah mata atas sampah yang berserakan disekitar wisata Torsiaje itu,sebab dana tiket masuk disetorkan ke Daerah.tutur aktivis Muda.(Fren)