Parimo, PressureNews.com – Isu penutupan tambang ilegal di Kecamatan Taopa dan Moutong memicu gelombang pro dan kontra di kalangan masyarakat. Unjuk rasa yang dilakukan oleh delapan kepala desa, yang dimotori oleh Kades Sibatang, Tamrin, atas nama Forum Bantaran Sungai, menegaskan sikap mendukung penutupan tambang ilegal di wilayah tersebut. Rabu 05/02)2025
Dalam orasinya, Tamrin dengan tegas menyatakan bahwa aktivitas pertambangan ilegal harus dihentikan. Sikap ini sejalan dengan pernyataan dua anggota DPRD Dapil 4 Komisi III, Arifin Daeng Palallo dan Mastulah, yang turut hadir dalam aksi tersebut. Arifin bahkan menyampaikan pernyataan tegas, “Dua pilihan, kita mati bersama atau tambang ditutup.”
Namun, pernyataan Arifin mendapat reaksi keras dari sebagian masyarakat. Salah satu warga Desa Taopa Utara yang enggan disebutkan namanya menyayangkan pernyataan tersebut. Menurutnya, anggota dewan seharusnya memberikan solusi konkret bagi warga yang selama ini menggantungkan hidup dari sektor pertambangan.
“Pak Arifin bilang masyarakat jangan pusing soal pekerjaan, lebih baik beternak ayam. Tapi bagi kami, itu bukan solusi yang realistis. Seharusnya ada kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat,” ungkap warga tersebut kepada PressureNews.com.
Kontroversi ini semakin memanaskan perdebatan di tengah masyarakat Taopa dan Moutong. Sebagian mendukung penutupan tambang ilegal demi menjaga lingkungan, sementara yang lain menuntut solusi ekonomi yang jelas sebelum tambang benar-benar ditutup.
Sampai saat ini, masyarakat setempat terus mengecam pernyataan Arifin dan mendesak pemerintah mencari jalan tengah yang mengakomodasi kepentingan semua pihak.