Buka Mata Saat Bencana, Tutup Mata Saat Merusak: PT Inti Global Peduli, Pelaku PETI Malah Diduga Cuek!

Pohuwato – Pressure News. Com
Di tengah musibah banjir yang melanda kawasan barat Kabupaten Pohuwato—meliputi Kecamatan Wanggarasi hingga Popayato Barat—satu nama kembali menunjukkan kepeduliannya: PT Inti Global Laksana Group. Tak perlu banyak janji, perusahaan ini langsung terjun membantu masyarakat terdampak hanya dalam hitungan jam pasca bencana terjadi pada 25 Juni 2025.

Langkah sigap tersebut mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat Popayato, Frensi Mahabu, yang juga Ketua Aliansi Pemuda & Masyarakat Popayato. Menurut Frensi, perusahaan ini bukan baru sekali menunjukkan komitmennya kepada warga, tapi telah konsisten hadir dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan di wilayah barat.

> “PT Inti Global Laksana Group tidak pernah menutup mata terhadap derita masyarakat. Mereka hadir saat bencana, dan juga saat masyarakat menggelar kegiatan. Ini bukan pencitraan, ini kenyataan,” ungkap Frensi.

Namun, di balik kepedulian itu, Frensi justru menyoroti kontrasnya sikap sebagian pelaku usaha Tambang Ilegal di Kabupaten Pohuwato, khususnya yang diduga terlibat dalam aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di wilayah barat. Ia menyebut, aktivitas yang diduga ilegal ini bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi kuat menjadi penyebab banjir dan kesulitan air bersih yang dialami warga.

> “Kalau PT legal bisa peduli, kenapa pelaku PETI yang diduga beroperasi diam-diam di hutan-hutan dan sungai justru seolah-olah tak peduli sama sekali? Warga jadi korban, lingkungan hancur, air bersih hilang,” tegas Frensi.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas upaya bantuan dari pemerintah daerah, namun mendesak agar pemerintah tidak hanya hadir saat bencana melanda. Frensi berharap ada langkah konkret, salah satunya rapat Forkopimda, untuk membahas dan menertibkan aktivitas PETI yang diduga masih berlangsung luas di wilayah kabupaten pohuwato dan sekitarnya.

> “Kami tidak menuduh tanpa dasar, tapi fakta-fakta di lapangan sudah terlalu jelas. Dugaan keterlibatan PETI dalam kerusakan lingkungan makin kuat. Pemerintah harus berani bertindak, jangan tunggu bencana lebih besar lagi,” tutup Frensi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *